Definisi & Fungsi
- Metoda pembuktian yang baku di dalam matematika.
- Digunakan untuk membuktikan pernyataan perihal bilangan bulat positif.
- Dapat mengurangi pembuktian bahwa semua bilangan bulat positif termasuk ke dalam suatu himpunan kebenaran dengan jumlah langkah terbatas
Prinsip Induksi Matematika Sederhana
t— Misalkan p(n)
adalah pernyataan perihal bilangan bulat positif dan kita ingin membuktikan
bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat positif n. untuk membuktikan
pernyataan ini, kita hanya perlu membuktikan bahwa :
1.
Langkah 1 :
P(1) benar/terdefinisi à Basis
Induksi, dan
2. Langkah 2 : Untuk semua bilangan bulat positif n ³ 1, jika p(n) benar maka
p(n+1) juga benar à Hipotesis Induksi
t Bila kita sudah
menunjukkan kedua langkah tersebut benar maka kita sudah membuktikan bahwa p(n)
benar untuk semua bilangan bulat positif n
Contoh
8— Tunjukkan bahwa jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2 melalui induksi matematik.
—8 Penyelesaian
1. Langkah 1(Basis induksi): Untuk n = 1, kita peroleh jumlah satu buah
bilangan ganjil positif pertama adalah 12 = 1. Ini benar karena
jumlah satu buah bilangan ganjil positif pertama adalah 1
2.
Langkah 2 (Hipotesis induksi): Andaikan untuk n ³ 1 pernyataan 1 + 3 + 5 + …
+ (2n – 1) = n2 adalah
benar [bilangan ganjil positif ke-n adalah (2n – 1)].
Kita
harus memperlihatkan bahwa 1 + 3 + 5 +
… + (2n – 1) + (2n + 1) = (n + 1)2 juga benar.
Hal
ini dapat kita tunjukkan sebagai berikut:
1
+ 3 + 5 + … + (2n – 1) + (2n + 1) = [1 + 3 + 5 + … + (2n – 1)] + (2n + 1)
= n2 + (2n + 1)
= n2 + 2n + 1
= (n + 1)2 à benar
Karena langkah 1 dan langkah 2
keduanya telah dibuktikan benar, maka jumlah n buah
bilangan ganjil positif pertama adalah n2 .
Prinsip Induksi yang Dirampatkan
t— Misalkan p(n)
adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar
untuk semua bilangan bulat n ³ n0.
t— Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1.
Basis Induksi: p(n0) benar, dan
2. Hipotesis Induksi : Untuk semua bilangan bulat n ³ n0, jika p(n)
benar maka p(n+1) juga benar
Contoh
8— Tunjukkan bahwa
untuk n ³ 1, 1+2+3+…+n = n
(n+1) / 2 melalui induksi matematik.
8— Penyelesaian
1.
Langkah 1(Basis induksi ): Untuk n = 1, kita peroleh 1 =
1 (1+1) / 2.
1= 1 (1+1) / 2 = 1 (2) / 2 = 2/2 = 1 à benar dan terdefinisi
2.
Langkah 2 (Hipotesis induksi) : Andaikan bahwa untuk n ³ 1, 1 + 2 + 3 +… +
n = n (n+1) / 2 adalah benar (hipotesi induksi).
Kita harus menunjukkan bahwa
1 + 2 + 3 +… + n + (n+1) = (n+1)
[(n+1) + 1)] / 2 juga benar.
Untuk membuktikan ini, tunjukkan
bahwa
1 + 2 + 3 + … + n + (n+1) = (1 + 2 + 3 + … + n) + (n+1)
= [ n (n+1) / 2 ] + (n+1)
= [ (n² + n) / 2 ] + (n + 1)
= [ (n² + n) / 2 ] + [ (2n + 2) / 2 ]
= (n² + 3n + 2) / 2
= (n +1) (n + 2) / 2
= [ (n + 1) (n + 1) + 1 ] / 2 à benar
Karena langkah 1 dan langkah 2
keduanya telah dibuktikan benar, maka
untuk semua bilangan bulat positif n terbukti
1 + 2 + 3 + … + n = n (n+1) / 2.
Prinsip Induksi Kuat
t— Misalkan p(n)
adalah pernyataan perihal bilangan bulat dan kita ingin membuktikan bahwa p(n) benar untuk semua bilangan bulat n ³ n0.
Untuk membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1.
p(n0) benar, dan
2. untuk semua bilangan bulat n ³ n0, jika p(n0 ), p(n0+1),
…, p(n) benar maka p(n+1) juga benar.
Contoh
8— Bilangan bulat
positif disebut prima jika dan hanya jika bilangan bulat tersebut habis dibagi
dengan 1 dan dirinya sendiri. Kita ingin membuktikan bahwa setiap bilangan
bulat positif n (n ³ 2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima. Buktikan
dengan prinsip induksi kuat.
8— Penyelesaian
1. Basis induksi. Jika n = 2, maka 2
sendiri adalah bilangan prima dan di sini 2 dapat dinyatakan sebagai perkalian
dari satu buah bilangan prima, yaitu dirinya sendiri.
2. Langkah induksi. Misalkan pernyataan
bahwa bilangan 2, 3, …, n dapat dinyatakan sebagai perkalian (satu atau
lebih) bilangan prima adalah benar (hipotesis induksi). Kita perlu menunjukkan
bahwa n + 1 juga dapat dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima.
Ada
dua kemungkinan nilai n + 1:
5— Jika n +
1 sendiri bilangan prima, maka jelas ia dapat dinyatakan sebagai perkalian satu
atau lebih bilangan prima.
5— Jika n +
1 bukan bilangan prima, maka terdapat bilangan bulat positif a yang
membagi habis n + 1 tanpa sisa. Dengan kata lain
(n + 1)/ a = b atau (n + 1) = ab yang dalam
hal ini, 2 £ a £ b £ n.
Menurut hipotesis induksi, a dan b dapat dinyatakan sebagai
perkalian satu atau lebih bilangan prima. Ini berarti, n + 1 jelas dapat
dinyatakan sebagai perkalian bilangan prima, karena n + 1 = ab.
Karena langkah 1 dan langkah 2 sudah
ditunjukkan benar, maka terbukti bahwa setiap bilangan bulat positif n (n
³ 2) dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari (satu atau lebih) bilangan prima
Bentuk Induksi Secara Umum
t— Relasi biner
"<" pada himpunan X dikatakan terurut dengan baik (atau
himpunan X dikatakan terurut dengan baik dengan "<") bila
memiliki properti berikut:
1.
Diberikan x, y, z Î X, jika x
< y dan y < z, maka x < z.
2.
Diberikan x, y Î X. Salah satu dari kemungkinan
ini benar: x < y atau y < x atau x = y.
3. Jika A adalah himpunan bagian tidak kosong dari
X, terdapat elemen x Î A sedemikian
sehingga x £ y untuk
semua y Î A.
Dengan kata lain, setiap himpunan bagian tidak kosong dari X mengandung
"elemen terkecil".
t— Misalkan X
terurut dengan baik oleh "<", dan p(x) adalah pernyataan perihal
elemen x dari X. Kita ingin membuktikan bahwa p(x) benar untuk semua x Î X. Untuk
membuktikan ini, kita hanya perlu menunjukkan bahwa:
1.
p(x0) benar, yang dalam hal ini x0
adalah elemen terkecil di dalam X, dan
2.
Untuk semua x > x0 di dalam X, jika p(y)
benar untuk semua y < x, maka p(x) juga benar.
Contoh
— Tinjau barisan bilangan yang didefinisikan sebagai
berikut:
— Sebagai contoh,
S0,0 = 0 S1,
0 = S0,0 + 1 = 0 + 1 = 1
S0, 1 = S0,0
+ 1 = 1 S1,
1 = S1,0 + 1 = 1 + 1 = 2
S2, 0 = S1,0
+ 1 = 2 S2,
1 = S2,0 + 1 = 3, …
— Buktikanlah
dengan induksi matematik bahwa untuk pasangan tidak negatif m dan n,
Sm, n = m + n.
— Penyelesaian
5— Basis induksi. Karena (0, 0)
adalah elemen terkecil di dalam X, maka S0,0
= 0 + 0 = 0. Ini benar dari definisi S0,0.
5— Langkah
induksi. Buktikan untuk semua (m, n) >
(0, 0) di dalam X bahwa jika Sm',n'
= m' + n' benar untuk semua (m', n') < (m,
n) maka Sm, n = m + n
juga benar. Andaikan bahwa Sm’, n’ = m’
+ n’ benar untuk semua (m’, n’) < (m,n). Ini adalah hipotesis induksi. Kita perlu
menunjukkan bahwa Sm,n = m + n,
baik untuk n = 0 atau n ¹ 0.
0— Kasus 1: Jika n
= 0, maka dari definisi Sm,n = Sm-1,n
+ 1.
Karena
(m-1, n) < (m, n), maka dari hipotesis induksi,
sehingga
Sm,n = Sm-1,n
+ 1 = (m – 1) + n + 1 = m + n.
0— Kasus 2: Jika n ¹ 0, maka dari definisi Sm,n = Sm,n-1 + 1.
0— Kasus 2: Jika n ¹ 0, maka dari definisi Sm,n = Sm,n-1 + 1.
Sm, n-1 = m + (n
– 1)
sehingga Sm, n = Sm, n-1 + 1 = m + (n – 1) + 1 = m + n.
sehingga Sm, n = Sm, n-1 + 1 = m + (n – 1) + 1 = m + n.